Antara Kata Dandan KemudianDalam Pelajaran Tauhid
#IndonesiaBertauhid
-Kenapa sih cuma sekedar ucapan ringan saja diatur dalam pelajaran TAUHID?
Jawabnya: Karena ucapan ini terkait dengan hak Allah pada tauhid seseorang, jadi kita sebagai hamba ya patuh aja ya
Dalam hadits dijelaskan bisa jadi ada satu kata yang dianggap ringan tetapi bisa menyebabkan dia masuk neraka [1]
-Terdapat larangan mengucapkan (karena termasuk syirik) [2]:
ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَﺷِﺌْﺖَ
“Atas kehendak Allah DAN kehendakmu.”
yang benar yaitu,
ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺛُﻢَّ ﺷِﺌْﺖَ
“Atas kehendak Allah, KEMUDIAN karena kehendakmu.”
-Hanya beda kata “DAN” dengan “KEMUDIAN”, kenapa?
Karena kata “DAN” menunjukkan kesamaan sedangkan “KEMUDIAN MENUNJUKKAN URUTAN”
-Karena semua yang terjadi adalah kehendak Allah dan hikmah dari Allah dengan keadilan, manusia berkehendak juga tetapi dibawah kehendak Allah, kehendak hamba mengikuti kehendak Allah [3]
-Bahkan sekelas Nabi shallallahu alaihi wa sallam saja menyanggah disamakan dengan Allah dalam hal ini
Ibnu Abbas menceritakan,
ﺃﻥ ﺭﺟﻼً ﻗﺎﻝ ﻟﻠﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺷﺌﺖ، ﻓﻘﺎﻝ: ﺃ ﺟﻌﻠﺘﻨﻲ ﻟﻠﻪ ﻧﺪﺍً؟ ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺪﻩ
“Bahwa ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam : “Atas kehendak Allah dan kehendakmu. Maka ketika itu bersabdalah beliau: Apakah kamu menjadikan diriku sebagai sekutu bagi Allah ? Hanya atas kehendak Allah saja. (HR. An Nasa’i)
-Semoga kaum muslimin dijaga dari perbuatan syirik yang bisa mencegah turunnya berkah dan kebaikan dari Allah serta bisa menjadi sumber petaka utama
@Laboratorium RS Manambai, Sumbawa Besar – Sabalong Samalewa
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
Footnote:
[1] [1] Nabi shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﻭَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻌَﺒْﺪَ ﻟَﻴَﺘﻜﻠَّﻢُ ﺑﺎﻟﻜَﻠِﻤَﺔِ ﻣِﻦْ ﺳُﺨْﻂِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻻ ﻳُﻠْﻘﻲ ﻟَﻬَﺎ ﺑﺎﻻً ﻳَﻬﻮﻯ ﺑﻬﺎ ﻓﻰ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ
“Sungguh seseorang mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karenanya dia dilemparkan ke dalam api neraka”. (HR. Bukhari)
[2] Termasuk perbuatan syirik, sebagaimana hadits
Qutailah radhiyallahu ‘anhu menuturkan:
ﺃﻥ ﻳﻬﻮﺩﻳﺎً ﺃﺗﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻓﻘﺎﻝ: ﺇﻧﻜﻢ ﺗﺸﺮﻛﻮﻥ، ﺗﻘﻮﻟﻮﻥ ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺷﺌﺖ، ﻭﺗﻘﻮﻟﻮﻥ: ﻭﺍﻟﻜﻌﺒﺔ، ﻓﺄﻣﺮﻫﻢ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫﺍ ﺃﺭﺍﺩﻭﺍ ﺃﻥ ﻳﺤﻠﻔﻮﺍ ﺃﻥ ﻳﻘﻮﻟﻮﺍ: (ﻭﺭﺏ ﺍﻟﻜﻌﺒﺔ، ﻭﺃﻥ ﻳﻘﻮﻟﻮﺍ : ﻣﺎ ﺷﺎﺀ ﺛﻢ ﺷﺌﺖ
“Bahwa ada seorang Yahudi datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dan berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik, kamu mengucapkan:
“Atas kehendak Allah dan kehendakmu ”
dan mengucapkan : “Demi Ka’bah.”
Maka Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan para sahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan:
Demi Tuhan Pemilik Ka’bah dan mengucapkan : “Atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu. ” (HR. Nasa’i dan dinyatakan shahih).
[3] Allah berfirman,
ﻭَﻣَﺎ ﺗَﺸَﺎﺀُﻭﻥَ ﺇِﻟَّﺎ ﺃَﻥْ ﻳَﺸَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺭَﺏُّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦَ
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam.” [At-Takwir: 29]
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/antara-kata-dan-kemudian-dalam-pelajaran-tauhid.html